Kamis, 19 November 2015

Jembatan Siti Nurbaya



Jembatan Siti Nurbaya
Negara Indonesia adalah tanah air ku, dan kota Padang “Sumatera Barat” adalah kota tempat ku terlahir yang mana di dalam nya terdapat bermacam-macam wisata salah satunya adalah Jembatan Siti Nurbaya yang sangat menarik. Jembatan ini adalah jembatan besar yang berdiri di atas Sungai atau Muara Batang Arau. Jembatan Siti Nurbaya adalah sebuah jembatan yang namanya diambil dari sebuah cerita fenomenal karya sastrawan Sumatera Barat bernama Marah Rusli. Jembatan Siti Nurbaya di kota Padang terdapat pemandangan yang menyejukan mata,yang sangat indah dengan  dihiasi  kapal-kapal kayu yang berlalu lalang pada siang hari, matahari tenggelam yang indah di sore hari, dan wisata kuliner yang lengkap pada malam hari, menyebabkan pengunjung Jembatan Siti Nurbaya seakan tiada habisnya setiap hari.Inilah gambar dari jembatan Siti Nurbaya.
Panjang badan jembatan 100 meter dengan panjang total mulai dari kaki jembatan di jalan Nipah sampai dengan jalan Batang Arau sepanjang 600 meter. Jembatan ini juga menghubungkan kota tua Padang dengan Taman Siti Nurbaya tempat Siti Nurbaya dimakamkan.
Asal Usul Nama Jembatan Siti Nurbaya
Asal Nama Jembatan Siti Nurbaya ini terjadi di daerah Gunung padang dimana siti nurbaya bertemu pertama kalinya dengan kekasihnya samsul bahri. Asal usul nama jembatan siti nurbaya ini di karena kan jembatan ini menghubungkan kawasan Kota Tua Padang di Berok Nipah dengan kaki Gunung Padang di seberangnya. Gunung Padang sendiri menurut novel Siti Nurbaya,merupakan bukit di tepi pantai dimana Siti Nurbaya pertama kali bertemu dengan kekasihnya Samsul Bahri, disitu juga mereka dimakamkan. Dimana cerita nya itu diawali dengan yang pada mulanya usaha perdagangan Baginda Sulaiman mendapat kemajuan pesat. Hal itu tidak dikehendaki oleh rentenir Datuk Maringgih. Maka untuk melampiaskan keserakahannya Datuk Maringgih menyuruh anak buah nya membakar semua kios milik Baginda Sulaiman. Dengan demikian hancurlah usaha Baginda Sulaiman. Ia jatuh miskin dan tak sanggup membayar hutang-hutangnya pada Datuk Maringgih. Dan inilah kesempatan yang dinanti-nantikannya. Datuk Maringgih mendesak Baginda Sulaiman yang sudah tak berdaya agar melunasi semua hutangnya. Hutang tersebut dapat dianggap lunas, apabila Baginda Sulaiman mau menyerahkan putri nya, Siti Nurbaya kepada Datuk Maringgih. .
            Menghadapi kenyataan seperti itu Baginda Sulaiman yang memang sudah tak sanggup lagi membayar hutang-hutangnya tidak menemukan pilihan lain selain yang ditawarkan oleh Datuk Maringgih. Siti Nurbaya menangis menghadapi kenyataan bahwa dirinya yang cantik dan muda belia harus menikah dengan Datuk Maringgih yang tua bangka dan berkulit kasar seperti kulit katak. Lebih sedih lagi ketika ia teringat Samsulbahri, kekasihnya yang sedang sekolah di stovia, Jakarta. Sungguh berat memang, namun demi keselamatan dan kebahagiaan ayahandanya ia mau mengorbankan kehormatan dirinya dengan Datuk Maringgih.
Samsulbahri yang berada di Jakata mengetahui peristiwa yang terjadi di desanya, terlebih karena Siti Nurbaya mengirimkan surat yang menceritakan tentang nasib yang dialami keluarganya. Pada suatu hari ketika Samsul bahri dalam liburan kembali ke Padang, ia dapat bertemu empat mata dengan Siti Nurbaya yang telah resmi menjadi istri Datuk Maringgih. Pertemuan itu diketahui oleh Datuk Maringgih sehingga terjadi keributan. Teriakan Siti Nurbaya terdengar oleh ayahnya yang tengah terbaring karena sakit keras. Baginda Sulaiman berusaha bangkit, tetapi akhirnya jatuh tersungkur dan menghembuskan nafas terakhir.
Mendengar itu, ayah Samsulbahri, yaitu Sultan Mahmud yang kebetulan menjadi penghulu kota Padang, malu atas perbuatan anaknya. Sehingga Samsulbahri harus kembali ke Jakarta dan ia berjanji untuk tidak kembali lagi kepada keluargannya di Padang. Datuk Maringgih juga tidak tinggal diam, karena Siti Nurbaya diusirnya.
Siti Nurbaya yang mendengar bahwa kekasihnya diusir orang tuanya, timbul niatnya untuk pergi menyusul Samsulbahri ke Jakarta. Tetapi niatnya itu diketahui oleh anak buah Datuk Maringgih. Karena itu, dengan siasat dan fitnahnya, Datuk Maringgih meminta bantuan kepada  anak buah nya untuk dapat memaksa Siti Nurbaya kembali dengan perantaraan polisi.

            Tak lama kemudian Siti Nurbaya meninggal dunia karena memakan lemang beracun yang sengaja diberikan oleh anak buah Datuk Maringgih. Kematian Siti Nurbaya itu terdengar oleh Samsulbahri sehingga ia menjadi putus asa dan mencoba melakukan bunuh diri. Akan tetapi mujurlah karena ia tak meninggal. Sejak saat itu Samsulbahri tidak meneruskan sekolahnya dan memasuki dinas militer.

Sepuluh tahun kemudian, dikisahkan dikota Padang sering terjadi huru-hara dan tindak kejahatan akibat ulah Datuk Maringgih dan orang-orangnya. Samsulbahri yang telah berpangkat Letnan dikirim untuk melakukan pengamanan. Samsulbahri yang mengubah namanya menjadi Letnan Mas segera menyerbu kota Padang. Ketika bertemu dengan Datuk Maringgih dalam suatu keributan tanpa berpikir panjang lagi Samsulbahri menembaknya. Datuk Maringgih jatuh tersungkur, namun sebelum tewas ia sempat membacok kepala Samsulbahri dengan parangnya.

Samsulbahri alias Letnan Mas segera dilarikan ke rumah sakit. Pada saat-saat terakhir menjelang ajalnya, ia meminta dipertumukan dengan ayahandanya. Tetapi ajal lebih dulu merenggut sebelum Samsulbahri sempat bertemu dengan orangtuanya. Itulah kisah  kasih tak sampai antara Siti Nurbaya dan Samsul Bahri. Terlepas dari kebenaran cerita Siti Nurbaya, memang terdapat sebuah makam di puncak gunung Padang yang dikatakan sebagai makam Siti Nurbaya. Ini adalah makam siti Nurbaya
Makam Siti Nurbaya di gunung padang
Siapa yang tak tahu kisah percintaan antara Siti Nurbaya dengan Syamsul Bahri dari Ranah Minang. Namun, cinta keduanya tak bisa bersatu karena perjodohan. Ini hanyalah sebuah cerita yang ditulis oleh Marah Rusli.
Akan tetapi, bisa jadi ini bukanlah cerita semata. Karena di Gunung Padang atau Bukit Siti Nurbaya di Padang, Sumatera Barat, terdapat makam Siti Nurbaya. Makam ini, dipercayai sebagai tempat peristirahatan abadi Siti Nurbaya.
Di makam ini,  wisatawan atau teman-teman diajak mengenang kisah tragis gadis Minang yang dijodoh paksa dengan Datuk Maringgih ini. Setelah berziarah ke makam Siti Nurbaya, jangan lupa datang ke Jembatan Siti Nurbaya. Wisatawan atau teman-teman  bisa nongkrong di jembatan ini, sambil menikmati suasana malam Kota Padang.
Waktu yang paling cocok untuk mengunjungi lokasi wisata ini adalah pada waktu menjelang matahari terbenam, karena kita dapat menyaksikan keindahan pemandangan matahari terbenam dari jembatan tersebut atau yang disebut dengan sunset. Seperti inilah gambar nya
Seperti itulah Keindahan Jembatan Siti Nurbaya pada saat menjelang terbenamnya matahari Setelah itu area di sekitar jembatan akan dipenuhi oleh para penjual makanan yang menawarkan kuliner khas Sumatera Barat dengan harga yang cukup bersahabat, disini kita dapat mencicipi sate Padang, pisang bakar, jagung bakar dan berbagai minuman khas sesuai selera.
Inilah gambar Jagung bakar yang djual di area jembatan Siti Nurbaya
Selain jembatan Siti Nurbaya, pesona kota Padang yang lainnya adalah bangunan-bangunan tua zaman Belanda di sekitar jembatan. Mulai dari jalan Pondok, Niaga, Kelenteng hingga jalan Batang Arau di dekat jembatan merupakan kawasan kota tua Padang. Kaum pendatang seperti Tionghoa, Nias, Mentawai dan Batak banyak bermukim disini.
Sedangkan kaki gunung Padang merupakan kawasan makam Cina. Di sebelah kanan dari kaki jembatan Siti Nurbaya terdapat gedung Bank Indonesia Padang lama yang telah selesai di renovasi setelah kejadian gempa Padang tahun 2009.
Lurus ke arah pusat kota di sepanjang jalan Nipah merupakan sekitar tempat per belanjaan oleh-oleh khas Padang seperti keripik balado dan rendang. Salah satu yang cukup terkenal adalah keripik balado Christine Hakim. Jika orang Padang akan pergi keluar daerah nama keripik balado Christine Hakim akan menjadi referensi utama. Dan terus lurus kemudian belok kanan kalian semua akan menikmati keindahan Pantai Padang. Ayo teman-teman buruan jalan-jalan ke Jembatan Siti Nurbaya disana adalah tempat wisata yang sangat menarik dan asal nama jembatan disana juga terdapat legenda percintaan yang menyedihkan tentang “Kasih Tak Sampai” antara Samsul Bahri dengan Siti Nurbaya. Teman teman akan kagum dengan kelap kelip nya lampu dan pemandangan yang sangat menarik di area jembatan . Jika kita berada di jembatan tersebut, apabila kita menoleh ke bawah kita akan melihat pemandangan laut seperti kapal-kapal dan juga orang-orang di bawah yang membawa kendaraan nya. Buruan teman-teman tunggu apalagi nikmatilah keindahan wisata yang berada di sepanjang perjalanan daerah jembatan Siti Nurbaya. Berikut adalah salah satu keindahan wisata yang terdapat di daerah kota Padang tercinta.
TERIMA KASIHJ